BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang diwahyukan
kepada nabi Muhammad berupa iman dan amal. Iman menyerupai akidah yang
dipondasikan oleh syariat Islam. Iman dan amal atau akidah dan syariat keduanya
saling berhubungan dengan yang lain, ibaratkan hubungan buah dengan pohon atau
hubungan musabab dengan sebab dan kesimpulan dengan pendahuluan. Dari aspek
hubungan yang kuat ini, amal selalu bersamaan dengan iman sebagaimana yang
terdapat dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25 “Berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh”. Sesungguhnya mereka akan
mendapatkan surga yang dibawahnya terdapat sungai yang mengalir.
Pemahaman terhadap iman adalah
akidah dengan akidah itu Allah menurunkan beberapa kitab, mengutus para rasul,
dan menjadikannya sebagai wasiat terhadap orang-orang pertama dan orang-orang
terakhir.
Allah telah mensyariatkan kepada
kita berupa agama dan telah mewasiatkan kepada kita sebagaiimana Allah kepada
para rasl terdahulu berupa pokok-pokok akidah dan kaidah-kaidah keimanan yang
harus kita jadikan sebagai pedoman dalam beragama.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aqidah
Menurut bahasa, kata aqidah berasal
dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ - يَعْقِدُ
- عَقْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian.
Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan
bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan
yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Aqidah
adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan, tidak
bercampur dengan keraguan, serta memeberi pengaruh bagi pandangan hidup,
tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari (yusuf qadawi, 1977: 25)[1]
Menurut Abu
Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu
B. Istilah-Istilah Lain Tentang Aqidah
Iman, sesuatu yang
diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan anggota tubuh.
Tauhid, artinya: mengesakan Allah
(Tauhidullah).
Ushuluddin, artinya:
pokok-pokok agama
Fiqh Akbar, Istilah ini
muncul berdasarkan pemahaman
bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At-Taubah ayat
122 bukan hanya masalah fiqih, tapi juga masalah aqidah. Dikatakah fiqh akbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh dalam masalah hukum.
C. Ruang Lingkup,
Kaidah, Fungsi Serta Manfaat Aqidah Islam
Ruang Lingkup
Pembahasan Aqidah Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,
af’al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat
dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain
sebagainya.
4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain
sebagainya.
Di samping
sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika arkanul
iman (rukun iman) yaitu
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat
(termasuk juga makhluk ruhani lain seperti Jin, Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah.[2]
D. Tujuan Aqidah Dalam Islam
Akidah Islam
mempunyai banyak tujuan yang baik dan harus dipegang teguh, yaitu :
1.
Untuk mengihlaskan niat dan ibadah
kepada Allah semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya,
maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepadaNya.
2.
Membebaskan akal dan pikiran dari
kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang
hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah
serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya.terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3.
Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak
cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela
bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu
hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti
yang lain.
4.
Meluruskan tujuan dan perbuatan
dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah
mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan
perbuatan.
5.
Bersungguh-sungguh dalam segala
sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali
digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali
menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini
adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan. "Dan masing-masing orang memperoleh
derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-An'am : 132).
Nabi Muhammad SAW juga menghimbau untuk tujuan
ini dalam sabdanya : "Orang mukmin
yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin
yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah
lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jaganlah engkau katakan :seandainya
aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah : itu takdir Allah dan apa
yang Dia kehendaki dia lakukan. Sesungguhnya mengada-ada itu membuka perbuatan
setan." ( HR. Muslim)
6.
Menciptakan umat yang kuat yang
mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta
memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk
menempuh jalan itu. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang –rang yang benar." (QS. Al-Hujurat : 15).
7.
Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat
dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih
pahala dan kemuliaan. "Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki
maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
balasan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. An Nahl 97)
E. Hikmah Aqidah
1.
Akidah iman dapat menyucikan dan membersihkan jiwa
dari dengki, dendam, sombong, menganggap dirinya paling tinggi, kefasikan,
kejahatan, penganiayaan, penyelewengan, kekerasan, kekasaran, mementingkan diri
sendiri, dan menonjolkan sifat keakuan.
2.
Akidah dapat membersihkan dari kotornya pendidikan
yang bobrok, polusi lingkungan yang merusak, dan jeleknya tradisi yang
menyesatkan.
3.
Akidah iman dapat meninggikan cita-cita sehingga dapat
menempatkan dirinya sebagai pemimpin manusia yang mengatur umat, dan juga dapat
membersihkan bumi dari kekhilafahan.
4.
Akidah iman dapat menguatkan seseorang untuk
memeperoleh kemenangan, keberuntungan, ilmu, dan amal. Disamping itu dapat
menegakkan dan meninggikan peradaban dan kemajuan yang cahaya dan kebaikannya
menyeruak dan menyeluruh ke seluruh plosok bumi hanya dalam beberapa tahun.[3]
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
Sabiq,
Sayid.2006. Akidah Islamiyah. Jakarta:
Robbani Press
Chirzin,
Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah
Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Karim,
Izuddin. 2011. Buku Aqidah Islam.
Jakarta: Drul Haq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar