Jumat, 11 Desember 2015

akhlak tasawuf



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Islam adalah agama yang diwahyukan kepada nabi Muhammad berupa iman dan amal. Iman menyerupai akidah yang dipondasikan oleh syariat Islam. Iman dan amal atau akidah dan syariat keduanya saling berhubungan dengan yang lain, ibaratkan hubungan buah dengan pohon atau hubungan musabab dengan sebab dan kesimpulan dengan pendahuluan. Dari aspek hubungan yang kuat ini, amal selalu bersamaan dengan iman sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25 “Berilah kabar gembira orang-orang yang beriman dan beramal shaleh”. Sesungguhnya mereka akan mendapatkan surga yang dibawahnya terdapat sungai yang mengalir.
            Pemahaman terhadap iman adalah akidah dengan akidah itu Allah menurunkan beberapa kitab, mengutus para rasul, dan menjadikannya sebagai wasiat terhadap orang-orang pertama dan orang-orang terakhir.
            Allah telah mensyariatkan kepada kita berupa agama dan telah mewasiatkan kepada kita sebagaiimana Allah kepada para rasl terdahulu berupa pokok-pokok akidah dan kaidah-kaidah keimanan yang harus kita jadikan sebagai pedoman dalam beragama.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Aqidah
            Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ - يَعْقِدُ - عَقْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Aqidah adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur dengan keraguan, serta memeberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari (yusuf qadawi, 1977: 25)[1]
Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu
B.     Istilah-Istilah Lain Tentang Aqidah
Iman, sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan anggota tubuh.
Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).
Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama
Fiqh Akbar, Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman
bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At-Taubah ayat 122 bukan hanya masalah fiqih, tapi juga masalah aqidah. Dikatakah fiqh akbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh dalam masalah hukum.
C.  Ruang Lingkup, Kaidah, Fungsi Serta Manfaat Aqidah Islam
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan lainnya.
2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.
Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika arkanul iman (rukun iman) yaitu
1. Iman Kepada Allah SWT.
2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain seperti Jin, Iblis dan Syetan).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman Kepada Hari Akhir.
6. Iman Kepada Takdir Allah.[2]
D. Tujuan Aqidah Dalam Islam
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik dan harus dipegang teguh, yaitu :
1.    Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya.

2.    Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya.terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

3.    Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
4.    Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.
5.    Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan. "Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-An'am : 132).
Nabi Muhammad SAW juga menghimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya : "Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jaganlah engkau katakan :seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah : itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki dia lakukan. Sesungguhnya mengada-ada itu membuka perbuatan setan." ( HR. Muslim)
6.    Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang –rang yang benar." (QS. Al-Hujurat : 15).
7.    Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan. "Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl 97)
E.     Hikmah Aqidah
1.    Akidah iman dapat menyucikan dan membersihkan jiwa dari dengki, dendam, sombong, menganggap dirinya paling tinggi, kefasikan, kejahatan, penganiayaan, penyelewengan, kekerasan, kekasaran, mementingkan diri sendiri, dan menonjolkan sifat keakuan.
2.    Akidah dapat membersihkan dari kotornya pendidikan yang bobrok, polusi lingkungan yang merusak, dan jeleknya tradisi yang menyesatkan.
3.    Akidah iman dapat meninggikan cita-cita sehingga dapat menempatkan dirinya sebagai pemimpin manusia yang mengatur umat, dan juga dapat membersihkan bumi dari kekhilafahan.
4.    Akidah iman dapat menguatkan seseorang untuk memeperoleh kemenangan, keberuntungan, ilmu, dan amal. Disamping itu dapat menegakkan dan meninggikan peradaban dan kemajuan yang cahaya dan kebaikannya menyeruak dan menyeluruh ke seluruh plosok bumi hanya dalam beberapa tahun.[3]


BAB III
KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

Sabiq, Sayid.2006. Akidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Karim, Izuddin. 2011. Buku Aqidah Islam. Jakarta: Drul Haq



[1] Muhammad Khirzin, Konsep dan Hikmah Aqidah Islam, hal. 13
[2] Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Aqidah Islam, hal.23
[3] Sayid Sabiq, Akidah Islam, hal. 312-313

Tidak ada komentar:

Posting Komentar